King Sejong Institute Tangerang
 
															Kuliah di luar negeri dengan beasiswa penuh adalah impian banyak orang. Bagaimana tidak, rasanya seperti dibiayai jalan-jalan selama beberapa tahun sembari studi. Belum lagi ditambah kesempatan untuk mengenal teman dan eksplorasi budaya di negara asing. Seperti inilah hidup yang dijalani Nichole Yang selama kuliah. Nichole adalah mahasiswa asal Surabaya yang studi di Korea Selatan dengan beasiswa Cornerstone di Handong Global University, Pohang. Pada hari Sabtu lalu (14/5), Nichole bersedia berbagi cerita dan pengalaman persiapan kuliah di Korea Selatan dengan KSI Tangerang dalam Talkshow Study In Korea! Yuk, kita intip obrolan Nichole pada acara tersebut.
Ternyata, menurut Nichole memulai persiapan sejak masa sekolah di SMA itu sangat penting. Selain menjaga agar nilai rapor di sekolah tetap kompetitif, menurutnya partisipasi aktif di kegiatan-kegiatan juga akan menjadi nilai tambah untuk mendaftar di universitas. Nggak ada salahnya kan, aktif mengikuti kegiatan dan lomba-lomba meski hanya menjadi peserta? Selain memberi banyak pengalaman, kamu juga bisa membuat CV saat SMA lebih menarik.
Meski menurut Nichole kita perlu mempertahankan nilai sekolah, tapi hal yang menurutnya paling penting selama proses mendaftar kuliah adalah proses interview. Ya, ternyata universitas akan mengadakan interview kepada para pendaftar kuliah. Di interview, kamu harus mempersiapkan visi misi karir kamu ke depannya; seperti tujuan kuliah, kenapa pilih universitas di Korea, hingga membuat esai tentang rencana studi dan karir di masa depan. Mungkin tahap ini ya, yang paling banyak bikin bingung. Tapi sangat baik untuk mempersiapkan tujuan sebelum mendaftar kuliah.
Kalau kamu sudah menentukan visi dan misimu, saatnya untuk mendaftar kuliah! Berkas yang perlu disiapkan untuk mendaftar adalah berkas identitas seperti Kartu Keluarga dan passport, surat rekomendasi guru, formulir pendaftaran kuliah, dan hasil tes IELTS dengan band 6.0. Bagi Nichole sendiri, tes IELTS tidak diwajibkan oleh Handong Global University. Namun, karena Nichole mendaftar beasiswa maka dia harus juga menyerahkan hasil tes IELTSnya. Yang menarik, di Handong Global University tidak ada persyaratan tes TOPIK, karena semua siswa internasional yang belum bisa bahasa Korea dapat mengikuti pelajaran dalam bahasa Inggris dan akan diberikan kelas bahasa Korea selama studi.
Setelah proses panjang pendaftaran dan persiapan kuliah di Korea Selatan, akhirnya Nichole mendapatkan Letter of Acceptance dari universitas. Tinggal selangkah lagi untuk berangkat ke Korea! Pastinya, pertama-tama Nichole perlu membuat visa studi terlebih dulu. Nichole sendiri yang berasal dari Surabaya perlu menitipkan pendaftaran visanya kepada agen dengan biaya yang cukup terjangkau. Berkas-berkas yang perlu disiapkan Nichole adalah passport, transkrip nilai, sertifikat, kartu keluarga, akte lahir, KTP orangtua, dan Letter of Acceptance dari universitas. Nichole saat itu menitipkan keseluruhan berkas ini kepada agennya dengan biaya kurang lebih Rp 1.000.000.
Menurut Nichole sendiri, tahap pendaftaran visa adalah tahap yang paling membuat dia stress karena memakan banyak waktu. Ternyata, beberapa berkas yang disyaratkan perlu diterjemahkan dulu ke bahasa Korea atau bahasa Inggris dengan bantuan jasa penerjemah yang disumpah (sworn translator). Proses penerjemahan ini bisa jadi memakan banyak waktu. Belum lagi Nichole harus menunggu selama 14 hari kerja untuk visanya diterbitkan. Jadi, teman-teman juga sebaiknya mempertimbangkan waktu menunggu dalam pembuatan visa ya.
Dapat berkuliah di Korea Selatan bagi Nichole adalah sebuah perjuangan yang berakhir manis. Nichole berhasil mendapatkan beasiswa Cornerstone di Handong Global University, dengan tunjangan penuh untuk studi selama empat tahun, asrama, makan siang dan makan malam, serta uang jajan sekitar 200,000 won setiap bulannya. Untuk mendaftar beasiswa tersebut, Nichole harus mengirim formulir aplikasi beasiswa dan membayar biaya aplikasi sebesar 500 USD. Kalau kamu tertarik dengan beasiswa Cornerstone, silakan pelajari informasi lengkap beasiswa ini.
 
											Setelah visa terbit, kamu akan punya waktu 3 bulan untuk berangkat ke Korea Selatan. Untuk berangkat ke Korea, ada beberapa pilihan penerbangan dari yang direct flight hingga transit oleh Garuda Indonesia, Korean Air, dan SQ Airlines. Nichole sendiri saat itu terbang dengan Garuda Indonesia dengan connecting flight dari Surabaya-Jakarta kemudian Jakarta-Korea. Tips terbang sebagai pelajar oleh Nichole adalah untuk mendatangi Garuda Center yang berada di mall-mall untuk mendapatkan student privileges. Syaratnya, kamu cuma perlu menunjukkan LoA, visa, passport, dan Student ID dari universitas. Alhasil, Nichole akhirnya mendapatkan diskon 20% dan bagasi ekstra 40kg.
Nah selanjutnya pada saat packing, jangan lupa membawa barang-barang esensial yang kamu butuhkan ya. Jangan lupa juga untuk mempersiapkan baju khusus untuk musim dingin di Korea, seperti mantel, hoodie, turtleneck, kaos kaki hangat, dan sepatu hangat. Nichole sendiri membeli banyak baju musim dinginnya dengan banyak pilihan di Shopee. Khusus untuk mantel musim dingin, Nichole membelinya melalui AliExpress dengan harga murah meski harus ditunggu selama satu bulan. Selain baju dingin, teman-teman jangan sampai lupa untuk membawa pelembab ya, karena udara di Korea terutama saat musim dingin sangat kering sehingga peran pelembab menjadi sangat penting.
Setelah sampai di Korea, Nichole bisa bergembira dengan pengalamannya di sana. Tapi ternyata challenge utama yang dihadapi Nichole di awal adalah menyesuaikan diri dengan makanan Korea. Menurutnya, makanan Korea cenderung manis gula, sehingga dia tidak terbiasa akan rasa yang dihasilkan. Makanan Korea ternyata juga banyak mengandung karbohidrat, seperti rabokki, japchae, ramyeon, dan tteokbokki. Untungnya saat ini Nichole sudah mulai bisa menyesuaikan diri karena ada pilihan-pilihan makanan yang dia senangi. Kalau kangen dengan makanan Indonesia, Nichole bisa memasaknya di asrama atau pergi ke restoran Indonesia yang ada di Pohang. Siap-siap merogoh kocek lebih dari Rp 150.000 sekali makan di sana ya, teman.
Selama di Korea, kegiatan Nichole nggak hanya belajar. Menurutnya, selama menjalani tingkat satu Nichole punya banyak waktu luang sehingga Nichole mengikuti banyak kegiatan. Salah satunya, Nichole menjalani part time secara sukarela di tempat penitipan anak. Tugas Nichole sangat menyenangkan, yaitu untuk mengajak anak-anak bermain dan berbicara dalam bahasa Inggris. Menurutnya, ini pengalaman yang seru meskipun menguras energi. Selain part time, Nichole juga sering video call dengan orangtuanya dan jalan-jalan dengan teman-teman.
Akhir kata, setelah berbagi pengalaman selama kurang lebih satu jam kami pun saling berpamitan. Banyak sekali informasi baru yang bisa dipelajari tentang persiapan kuliah di Korea Selatan. Apa kamu masih punya pertanyaan seputar persiapan ke Korea?